PENDEKATAN SISTEM DALAM PEMBELAJARAN PAI

BAB I

PENDAHULUAN

 

  1. A.    LATAR BELAKANG

Belakangan ini ada beberapa kasus  mengenai sekolah atau lembaga pendidikan yang berjalan tanpa adanya sistem yang baik. Semua komponen tidak terkoordinasi dengan baik. Akibatnya banyak dari komponen-komponen itu itu tidak berjalan secara efektif dan efisien. Padahal pengajaran berkaitan dengan hal bagaimana guru mengajar serta bagaimana siswa belajar. Proses pembelajaran ini merupakan suatu kegiatan yang disadari dan direncanakan. Kegiatan yang disadari dan direncanakan mencakup tiga hal antara lain:  perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Pengajaran dilakukan dalam waktu yang berkala, baik untuk waktu jangka pendek, menengah ataupun jangka panjang. Misalnya, latihan Pembina Pramuka selama satu minggu. Apakah suatu pengajaran berjangka waktu lama ataupun singkat, tetap membutuhkan suatu program kerja, yaitu program pengajaran yang secara singkat disebut program pengajaran. Program Pengajaran merupakan suatu program bagaimana mengajarkan apa-apa yang sudah dirumuskan dalam kurikulum. Dewasa ini konsep yang banyak mewarnai pengajaran di sekolah dasar dan sekolah menengah di Indonesia adalah konsep teknologi pendidikan. Khususnya pengajaran sebagai system. Oleh karena ini, pembahasan makalah ini, dimulai dari konsep tentang system, dan pengajaran sebagai suatu system. Oleh karenanya, perlu adanya perencanaan yang baik, sehingga semua komponen, baik yang secara langsung maupun tidak langsung berhubungan dengan proses pembelajaran bisa berjalan dengan efektif dan efisien.

 

  1. B.     RUMUSAN MASALAH
    1. Bagaimana konsep dasar pendekatan system pembelajaran PAI ?
    2. Apa saja manfaat pendekatan system dalam pembelajaran ?
    3. Apa saja komponen-komponen dalam sistem pembelajaran ?
    4. Apa saja kriteria dan variabel-variabel yang dapat mempengaruhi sistem pembelajaran ?
    5. Bagaimana cara mengaplikasikan pendekatan sistem dalam pembelajaran PAI?

 

 

 

  1. TUJUAN
    1. Mahasiswa mengetahui memahami konsep dasar pendekatan sistem pembelajaran PAI.
    2. Mahasiswa mengetahui manfaat pendekatan sistem dalam pembelajaran.
    3. Mahasiswa mengetahui dan memahami komponen-komponen dalam sistem pembelajaran.
    4. Mahasiswa dapat memahami kriteria dan variabel-variabel yang dapat mempengaruhi sistem pembelajaran.
    5. Mahasiwa dapat mengaplikasikan pendekatan sistem dalam pembelajaran PAI.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

  1. A.    PENGERTIAN PENDEKATAN SISTEM DALAM PEMBELAJARAN PAI
    1. 1.      Pengertian sistem

Kata sistem (system) dapat dimaknai sebagai metode (method), rencana (plan), aturan (order), keteraturan (regularity), kebiasaan (rule), susunan rencana (scheme), jalan, cara (way), kebijakan (policy), kecerdasan (artifice), susunan aturan (arrangement), rencana (program).[1]

Dalam cakupan pengertian sistem termuat antara lain adanya:

  1. berbagai komponen (unsur),
  2. berbagai kegiatan (menunjuk fungsi dari setiap komponen),
  3. adanya saling hubungan yang ketergantungan antar komponen,
  4. adanya keterpaduan (kesatuan organis) antar komponen,
  5. adanya keluasan sistem (ada kawasan di dalam sistem dan di luar sistem), dan gerak dinamis semua fungsi dari semua komponen tersebut mengarah (berorientasi) ke pencapaian tujuan system yang telah ditetapkan lebih dahulu.[2]

Istilah sistem merupakan istilah dari bahasa Yunani “systema” yang artinya adalah himpunan bagian atau unsur yang saling berhubungan secara teratur untuk mencapai tujuan bersama. Sistem adalah kesatuan yang terdiri dari komponen-komponen yang terpadu dan berproses untuk mencapai tujuan (Gordon, 1990; Puxty, 1990). Bagian suatu sistem yang melaksanakan suatu fungsi untuk menunjang usaha pencapaian tujuan disebut komponen. Dengan demikian sistem terdiri dari komponen-komponen yang masing-masing komponen mempunyai fungsi khusus. (Sadiman, dkk. 1988: 13).

Ada beberapa definisi tentang sistem menurut sejumlah para ahli :

  1. L. James Havery

Menurutnya sistem adalah prosedur logis dan rasional untuk merancang suatu rangkaian komponen yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan maksud untuk berfungsi sebagai suatu kesatuan dalam usaha mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan.

  1. John Mc Manama

Menurutnya sistem adalah sebuah struktur konseptual yang tersusun dari fungsi-fungsi yang saling berhubungan yang bekerja sebagai suatu kesatuan organik untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan secara efektif dan efesien.

  1. C.W. Churchman.

Menurutnya sistem adalah seperangkat bagian-bagian yang dikoordinasikan untuk melaksanakan seperangkat tujuan.

  1. J.C. Hinggins

Menurutnya sistem adalah seperangkat bagian-bagian yang saling berhubungan.

  1. Edgar F Huse dan James L. Bowdict

Menurutnya sistem adalah suatu seri atau rangkaian bagian-bagian yang saling berhubungan dan bergantung sedemikian rupa sehingga interaksi dan saling pengaruh dari satu bagian akan mempengaruhi keseluruhan.

  1. System is defined in the dictionary as on assemblage of objects united by some form of regular interaction or independence an organic or organized whole, as the solar system as a new telegraph system.[3]
  2. System the sum total of parts working independently and working together to achieve required result or outcomes based or needs.[4]
  3. Menurut Harjanto, system adalah merupakan jumlah keseluruhan dari bagian-bagian yang saling bekerja sama untuk mencapai hasil yang diharapkan berdasarkan atas kebutuhanyang telah ditentukan.[5]
  4. Menurut Lembaga Administrasi Negara, system pada hakikatnya adalah seperangkat komponen, elemen, yang satu sama lain saling berkaitan, saling mempengaruhi dan saling tergantung, sehingga keseluruhannya merupakan suatu kesatuan yang terintegrasi atau suatu totalitas, serta mempunyai peranan atau tujuan tertentu.[6]
  5. Menurut Tatng M.Amirin, sistem adalah suatu kebulatan keseluruhan yang kompleks atau terorganisir, suatu himpunan atau perpaduan bagian-bagian yang membentuk suatu kebulatan/keseluruhan yang utuh untuk mencapai suatu tujuan tertentu.[7]

 

Dari sini dapat diambil sebuah pengertian bahwasanya sistem secara umum diartikan sebagai satu kesatuan komponen yang saling berintegrasi, saling berfungsi secara kooperatif dan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya dalam usaha mencapai tujuan tertentu.

Dari konsep tersebut, ada tiga ciri utama suatu system. Pertama, suatu system memiliki tujuan tertentu; kedua, untuk mencapai tujuan sebuah system memiliki fungsi-fungsi tertentu; ketiga, untuk menggerakan fungsi, suatu system harus ditunjang oleh berbagai komponen.[8]

  1. Setiap system bertujuan

Setiap system  pasti memiliki tujuan. Tujuan keberadaan lembaga pendidikan adalah agar dapat melayani setiap anak didik untuk mencapai tujuan pendidikannya. Dengan demikian, setiap system mesti memiliki tujuan yang pasti. Tujuan itulah yang menggerakkan system.

  1. Setiap system memiliki fungsi

Untuk mencapai tujuan, setiap system memiliki fungsi tertentu. Misalnya, agar proses pendidikan berjalan dan dapat mencapai tujuan secara optimal diperlukan fungsi perencanan, fungsi administrasi, fungsi kurikulum, fungsi bimbingan. Fungsi inilah yang terus menerus berproses hingga tercapainya tujuan.

  1. Setiap system memiliki komponen

Untuk ,melaksanakan fungsi-fungsinya, setiap system mesti memiliki komponen-komponen yang satu sama lain saling berhubungan. Komponen-komponen inilah yang dapat menentukan kelancaran proses suatu system. Sebagai suatu system setiap komponen harus dapat melaksanakan fungsinya dengan tepat. Manakala salah satu komponen tidak berfungsi, maka akan mempengaruhi system tersebut.

  1. Adanya interaksi antar komponen

Antar komponen dalam suatu sistem terdapat saling hubungan, saling mempengaruhi, dan saling ketergantungan.

  1. Adanys transformasi dan sekaligus umpan balik

Fungsi dari setiap komponen merupakan bagian tak terpisahkan dari keseluruhan fungsi sistem.

  1. Adanya daerah batasan dan lingkungan sistem[9]

 

Beberapa sifat komponen dalam suatu system, antara lain :

  1. Dilihat dari fungsinya setiap komponen itu ada komponen yang bersifat integral dan non-integral. Komponen integral adalah komponen yang tidak dapat dipisahkan dari keberadaan system itu sendiri. Misalnya, komponen siswa dan guru dari system lembaga pendidikan. Keberadaan dan eksistensi sekolah sangat ditentukan oleh keberadaan komponen siswa dan guru. Komponen non-integral sama dengan komponen pelengkap. Artinya, walaupun komponen itu tidak ada, maka tidak akan mempengaruhi keberadaan suatu system, walaupun mungkin akan menganggu perjalanan system itu sendiri. Misalnya komponen perpustakaan dalam suatu lembaga sekolah. Walaupun suatu sekolah tidak memiliki perpustakaan akan tetapi tidak akan menggoyahkan keberadaan sekolah tersebut.
  2. Setiap komponen dalam suatu system saling berhubungan atau saling berinteraksi, saling mempengaruhi, dan saling berkaitan.
  3. Setiap komponen dalam suatu system merupakan keseluruhan yang bermakna.
  4. Setiap komponen dalam suatu system adalah bagian dari system yang lebih besar.

 

Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa kelimanya merupakan bagian yang saling berintegrasi sebagai satu kesatuan (totalitas) yang satu sama lain tidak bisa berdiri sendiri, saling mengisi dan menguatkan dalam mencapai tujuan.

 

  1. 2.      Pengertian Pendekatan Sistem Dalam Pembelajaran PAI

Pendekatan sistem pada mulanya digunakan di bidang teknik mesin (engineering) untuk merancang sistem-sistem elektronik, mekanik dan militer. Kemudian pendekatan sistem melibatkan sistem manusia mesin, dan selanjutnya dilaksanakan dalam bidang keorganisasian dan manajemen. Pada akhir tahun 1950 dan awal 1960-an mulai diterapkan dalam bidang pendidikan dan pelatihan.[10]

Pendekatan sistem yang diterapkan dalam pembelajaran bukan saja sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga sesuai dengan perkembangan dalam psikologi belajar sistematik, yang dilandasi dengan prinsip-prinsip psikologi behavioristik dan humanistik. Aspek-aspek pendekatan sistem pembelajaran, meliputi aspek filosofis dan aspek proses. Aspek filosofis ialah pandangan hidup yang melandasi sikap si perancang, sistem yang terarah pada kenyataan. Sedangkan aspek proses ialah suatu proses dan suatu perangkat alat konseptual.

Ciri-ciri pendekatan sistem pembelajaran, yaitu ada dua ciri utama, yakni

  1. pendekatan sistem sebagai suatu pandangan tertentu mengenai proses pembelajaran dimana berlangsung kegiatan belajar mengajar, terjadinya interaksi antara siswa dan guru, dan memberikan kemudahan bagi siswa untuk belajar secara efektif;
  2. penggunaan metodologi untuk merancang sistem pembelajaran yang meliputi prosedur perencanaan, perancangan, pelaksanaan dan penilaian keseluruhan proses pembelajaran yang tertuju pada konsep pencapaian tujuan pembelajaran.

 

Pola pendekatan sistem pembelajaran, menurut Oemar Hamalik,[11] melalui langkah-langkah sebagai berikut:

  1. identifikasi kebutuhan pendidikan (merumuskan masalah);
  2. analisis kebutuhan untuk mentransfomasikan menjadi tujuan pembelajaran (analisis masalah);
  3. merancang metode dan materi pembelajaran (pengembangan suatu pemecahan);
  4. pelaksanaan pembelajaran (eksperimental); dan
  5. menilai dan merevisi.

 

System pembelajaran adalah sutau kombinasi terorganisasi yang meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan.

Pendekatan sistem pada pembelajaran bertujuan agar kita dapat mengerti masalah pengajaran sebagai keseluruhan secara tuntas dan dapat mendalami pula apa bagian-bagiannya. Selain itu diharapkan kita dapat memahami pula cara bagaimana masing-masing bagian itu saling berinteraksi, saling berfungsi dan saling bergantung di dalam sebuah sistem untuk mencapai tujuan pembelajaran.[12]

Sebagai suatu system seluruh unsur yang membentuk system itu memiliki ciri saling ketergantungan yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Keberhasilan system pembelajaran adalah keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran. Maka dengan demikian, tujuan utama system pembelajaran adalah keberhasilan siswa mencapai tujuan.

Pendekatan sistem pembelajaran PAI adalah kumpulan dari sekian banyak komponen yang saling berintegrasi, saling berfungsi secara kooperaatif dan saling mempengaruhi dalam rangka mewujudkan generasi-genarasi yang beriman dan bertakwa.

Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Menurut Tafsir (2002), bagi umat Islam, dan khususnya dalam pendidikan Islam, kompetensi iman dan takwa serta memiliki akhlak mulia tersebut sudah lama disadari kepentingannya, dan sudah diimplementasikan dalam lembaga pendidikan Islam. Dalam pandangan Islam, kompetensi iman dan takwa (imtak) serta ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), juga akhlak mulia diperlukan oleh manusia dalam melaksanakan tugasnya sebagai khalifah di muka bumi. Jadi, dalam pandangan Islam, peran kekhalifahan manusia dapat direalisasikan melalui tiga hal, yaitu: landasan yang kuat berupa iman dan takwa, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi akhlak mulia.

Dari uraian di atas, dapat penulis rumuskan bahwa untuk mencapai pembelajaran efektif dan efisien dibutuhkan pengelolaan komponen pembelajaran secara baik. Dalam pendekatan sistem bahwasanya untuk mencapai tujuan pembelajaran secara maksimal harus didukung dengan komponen pembelajaran yang baik, yang meliputi tujuan, siswa, guru, metode, media, sarana, lingkungan pembelajaran dan evaluasi.

Masing-masing komponen memberikan pengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran. Akan tetapi dari beberapa komponen-komponen tersebut guru merupakan komponen terpenting dalam pembelajaran, karena guru bersifat dinamis, sehingga dapat mengelola dan menggerakkan komponen-komponen yang lain. Oleh karena itu, Pendekatan sistem pembelajaran PAI adalah kumpulan dari sekian banyak komponen yang saling berintegrasi, saling berfungsi secara kooperaatif dan saling mempengaruhi dalam rangka mewujudkan generasi-generasi yang berwawasan luas, beriman dan bertakwa serta memiliki akhlak yang mulia.[13]

 

  1. B.     MANFAAT PENDEKATAN SISTEM DALAM PEMBELAJARAN

Merencanakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan system memiliki beberapa manfaat, di antaranya:[14]

  1. Melalui pendekatan system, arah dan tujuan pembelajaran dapat direncanakan dengan jelas. Dapat kita bayangkan apa yang akan terjadi, manakala dalam suatu proses pembelajaran tanpa adanya tujuan yang jelas. Tentu, proses pembelajaran tidak akan menjadi fokus, dalam arti pembelajaran akan menjadi tidak bermakna serta sulit menentukan efektifitas proses pembelajaran..
  2. Pendekatan system menuntun guru pada kegiatan yang sistematis.
  3. Pendekatan system dapat merancang pembelajaran dengan mengoptimalkan segala potensi dan sumber daya yang tersedia.
  4. Pendekatam system dapat memberikan umpan baik. Melalui proses umpan balik dalam pendekatan system dapat diketahui apakah tujuan itu telah berhasil dicapai apa belum. Hal ini sangat penting sebab mencapai tujuan merupakan tujuan utama dalam berfikit sistemik.

Satuan pendidikan di sekolah secara umum memiliki fungsi sebagai wadah untuk melaksanakan proses edukasi, sosialisasi dalam transformasi bagi siswa/peserta didik. Bermutu tidaknya penyelenggaraan sekolah dapat diukur berdasarkan pelaksanaan fungsi-fungsi tersebut. Untuk dapat memahami kedudukan manajemen dalam pembelajaran dapat dilihat kerangka di bawah ini.[15]

 

 
   

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar di atas menunjukkan bahwa manajemen memiliki kedudukan strategis dalam memberikan dukungan penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran di sekolah. Untuk dapat mencapai proses pembelajaran yang berkualitas secara efektif dan efisien, maka diperlukan manajemen. Artinya bahwa tanpa adanya manajemen yang baik bisa dipastikan tujuan pembelajaran tidak akan tercapai secara maksimal. Karena di dalam manajemen tercakup aspek planning, organizing, leading dan controling yang semuanya mengarah kepada pencapain tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.

 

  1. C.    KOMPONEN SISTEM PEMBELAJARAN

Dalam pengembangan perencanaan maupun pengembangan desain pembelajaran keduanya disusun berdasarkan pendekatan system. Jika  perencanaan pembelajaran sebagai suatu system, maka didalamnya harus memiliki komponen-komponen yang berproses sesuai dengan fungsinya hingga tujuan-tujuan pembelajaran tercapai secara optimal. Komponen system pembelajaran menurut Brown (1983), antara lain:

  1. Siswa

Proses pembelajaran pada hakikatnya diarahkan untuk membelajarkan siswa untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Sehingga dalam proses pengembangan desain dan perencanaan, siswa harus dijadikan pusat pertimbangan. Artinya, keputusan-keputusan yang diambil harus disesuaikan dengan kondisi siswa, baik kemampuan dasar, minat, bakat, motivasi belajar, gaya belajar siswa itu sendiri.

  1. Tujuan

Tujuan adalah komponen terpenting dalam pembelajaran setelah komponen siswa. Tujuan sebenarnya merupakan arah yang harus dijadikan rujukan dalam pembuatan desain dan perencanaan serta pembelajaran di kelas. Adapun tujuan khusus yang direncakan oleh guru adalah: pengetahuan, informasi serta pemahaman sebagai bidang kognitif, sikap dan apresiasi sebagai tujuan dari bidang afektif.

Berbagai kemampuan sebagai bidang psikomotorik. Adapun dalam Pembelajaran PAI adalah mewujudkan generasi-genarasi yang berwawasan luas, beriman dan bertakwa serta memiliki akhlak yang mulia.

 

  1. 3.         Kondisi

Kondisi adalah berbagai pengalaman belajar yang diharapkan akan ada pada diri siswa, agar siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran seperti yang telah dirumuskan. Pengalaman ini harus dapat membuat siswa aktif belajar, baik secara fisik maupun non-fisik. Merencakana belajar salah satunya adalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar sesuai kecenderungan gaya belajarnya. Demikian juga desain pembelajaran, ia harus dapat membuat siswa belajar dengan penuh motivasi dan gairah.

 

  1. 4.         Sumber –sumber Belajar

Sumber belajar berkaitan dengan segala sesuatu yang memungkinkan siswa dapat memperoleh pengalaman belajar. Di dalamnya meliputi lingkungan fisik, seperti tempat belajar; alat yang digunakan, guru petugas perpustakaan, ahli media, dan sebagainnya.

 

  1. 5.         Hasil Belajar

Hasil belajar berkaitan dengan pencapaian dalam memperoleh kemampuan sesuai dengan tujuan khusus yang direncanakan. Dengan demikian tugas utama guru adalah merancang instrument yang dapat menghasilkan data tentang keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran.

 

Menurut Soetopo (2005:143), pembelajaran sebagai suatu sistem yang komponen-komponennya terdiri dari:

  1. Siswa

Teori didaktik metodik telah bergeser dalam menempatkan siswa sebagai komponen proses belajar mengajar (PBM). Siswa yang semula dipandang sebagai objek pendidikan bergeser sebagai subjek pendidikan. Sebagai subjek, siswa adalah kunci dari semua pelaksanaan pendidikan. tiada pendidikan tanpa anak didik. Untuk itu siswa harus dipahami dan dilayani sesuai dengan hak dan tanggung jawabnya sebagai siswa.

Siswa adalah individu yang unik, mereka merupakan kesatuan psiko-fisis yang secara sosiologis berinteraksi dengan teman sebaya, guru, pengelola sekolah, pegawai administrasi, dan masyarakat pada umumnya. Mereka datang ke sekolah telah membawa potensi psikologis dan latar belakang kehidupan sosial. Masing-masing memiliki potensi dan kemampuan yang berbeda. Potensi dan kemampuan inilah yang harus dikembangkan oleh guru. (Sardiman, 2001: 109).

  1. Guru

Guru adalah sebuah profesi. Oleh karena itu, pelaksanaan tugas guru harus profesional. Walaupun guru sebagai seorang individu yang memiliki kebutuhan pribadi dan memiliki keunikan tersendiri sebagai pribadi, namun guru mengemban tugas mengantarkan anak didiknya mencapai tujuan. Untuk itu guru harus menguasai seperangkat kemampuan yang disebut dengan kompetensi guru. Oleh karena itu, tidak semua orang bisa menjadi guru yang profesional. Kompetensi guru itu mencakup kemampuan menguasai siswa, menguasai tujuan, menguasai metode pembelajaran, menguasi materi, menguasai cara mengevaluasi, menguasai alat pembelajaran, dan menguasai lingkungan belajar. (Soetopo, 2005: 144).

Guru memiliki peran yang sangat penting dalam proses belajar mangajar. Menurut Usman (1990:7) ada empat peran guru dalam pembelajaran, yaitu: (1) sebagai demonstrator, lecturer (pengajar), (2) sebagai pengelola kelas, (3) sebagai mediator dan fasilitator, dan (4) sebagai motivator.

  1. Tujuan

Tujuan yang harus dipahami oleh guru meliputi tujuan berjenjang mulai dari tujuan pendidikan nasional, tujuan institusional, tujuan kurikuler, tujuan umum pembelajaran sampai tujuan khusus pembelajaran. Proses pembelajaran tanpa tujuan bagaikan hidup tanpa arah. Oleh sebab itu, tujuan pendidikan dan pembelajaran secara keseluruhan harus dikuasai oleh guru. Tujuan disusun berdasarkan ciri karakteristik anak dan arah yang ingin dicapai.

Tujuan belajar adalah sejumah hasil belajar yang menunjukkan bahwa siswa telah melakukan perbuatan belajar, yang umumnya meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap yang baru yang diharapkan tercapai oleh siswa (Hamalik, 2003: 73)

  1. Materi

Materi pembelajaran dalam arti yang luas tidak hanya yang tertuang dalam buku paket yang diwajibkan, akan tetapi mencakup keseluruhan materi pembelajaran. Setiap aktivitas belajar-mengajar harus ada materinya. Anak yang sedang field-trip di kebun menggunakan materi jenis tumbuhan dan klasifikasinya. Anak yang praktikum di laboratorium menggunakan materi simbiose katak. Semua materi pembelajaran harus diorganisasikan secara sistematis agar mudah dipahami oleh anak. Materi disusun berdasarkan tujuan dan karakteristik siswa.

  1. Metode

Metode mengajar merupakan cara atau teknik penyampaian materi pembelajaran yang harus dikuasai oleh guru. Metode mengajar ditetapkan berdasarkan tujuan dan materi pembelajaran, serta karakteristik anak.

  1. Sarana/Alat/Media

Agar materi pembelajaran lebih mudah dipahami oleh siswa, maka dalam proses belajar-mengajar digunakan alat pembelajaran. Alat pembelajaran dapat berupa benda yang sesungguhnya, imitasi, gambar, bagan, grafik, tabulasi dan sebagainya yang dituangkan dalam media. Media itu dapat berupa alat elektronik, alat cetak, dan tiruan. Menggunakan sarana atau alat pembelajaran harus disesuaian dengan tujuan, anak, materi, dan metode pembelajaran.
Oleh karena itu diperlukan tenaga pengajar yang memiliki kemampuan dan kecakapan yang memadai (Asnawir, 2002: 17) diperlukan tenaga pengajar yang handal dan mempunyai kemampuan (capability) yang tinggi.

  1. Evaluasi

Evaluasi dapat digunakan untuk menyusun graduasi kemampuan anak didik, sehingga ada penanda simbolik yang dilaporkan kepada semua pihak. Evaluasi dilaksanakan secara komprehensif, obyektif, kooperatif, dan efektif. Dan evaluasi dilaksanakan berpedoman pada tujuan dan materi pembelajaran.
Guru harus melakukan evaluasi terhadap hasil tes dan menetapkan standar keberhasilan. Sebagai contoh, jika semua siswa sudah menguasai kompetensi dasar, maka pelajaran dapat dilanjutkan dengan catatan guru memberikan perbaikan (remidial) kepada siswa yang belum mencapai ketuntasan. Dengan adanya evaluasi, maka dapat diketahui kompetensi dasar, materi, atau individu yang belum mencapai ketuntasan. (Madjid, 2005: 224)

  1. Lingkungan

Lingkungan pembelajaran merupakan komponen PBM yang sangat penting demi suksesnya belajar siswa. Lingkungan ini mencakup lingkungan fisik, lingkungan sosial, lingkungan alam, dan lingkungan psikologis pada waktu PBM berlangsung. Semua komponen pembelajaran harus dikelola sedemikian rupa, sehingga belajar anak dapat maksimal untuk mencapai hasil yang maksimal pula. Mengelola lingkungan pembelajaran baik di kelas maupun di luar kelas bukan merupakan tugas yang ringan. Oleh karenanya guru harus banyak belajar. Doyle (1986) berpendapat bahwa hal-hal yang menyebabkan pengelolaan kelas mempunyai beberapa dimensi. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Emersen, Everston dan Anderson (1980), peristiwa yang terjadi pada waktu awal-awal sekolah banyak berpengaruh terhadap pengelolaan kelas pada tingkat-tingkat berikutnya.

Adapun menurut Oemar Hamalik (2001: 77), komponen-komponen pembelajaran meliputi tujuh aspek yaitu:

  1. Tujuan pendidikan dan pengajaran,
  2. Peserta didik atau siswa,
  3. Tenaga kependidikan khususnya guru,
  4. Perencanaan pengajaran sebagai suatu segmen kurikulum,
  5. Strategi pembelajaran,
  6. Media pembelajaran, dan
  7. Evaluasi pembelajaran.

 

Sedangkan menurut Suharsini Arikunto (1990: 216), berpendapat bahwa unsur-unsur atau komponen-komponen yang dapat mendukung kualitas pembelajaran, maka perlu diperhatikan unsur-unsur yang secara langsung berkaiatan dengan berlangsungnya proses belajar tersebut terdiri atas 6 komponen, yaitu: guru, siswa, kurikulum, konteks, metode, dan sarana.

 Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar di bawah ini:

Dari gambar di atas, nampaknya setiap unsur dapat dikatakan penting dan menentukan. Namun apabila dicermati lebih mendalam satu persatu unsur-unsur selain guru, yakni konteks, siswa, kurikulum, metode, dan sarana, tidak dapat menunjukkan peran yang berbeda tanpa mengubah posisinya, namun disisi lain guru yang profesional mampu mengubah, mengupayakan atau memanipulasi ke-5 (lima) variabel tersebut untuk kepentingan pembelajaran yang ia kehendaki.

Dalam literature lain disebutkan; dari sudut pandang teknologi intruksional, komponen sistem pengajaran diuraikan dengan lebih luas lagi sebagai berikut:

  1. spesifikasi isi pokok bahan
  2. spesifikasi tujuan pengajaran pengumpulan dan penyaringan data siswa
  3. Penentuan cara pendekatan, metode, teknik mengajar
  4. Pengelompokkan siswa
  5. Penyediaan waktu
  6. Pengaturan ruang
  7. Pemilihan media evaluasi

 

Unsur minimal yang harus dalam sistem pengajaran adalah suatu tujuan, siswa serta prosedur kerja untuk mencapai tujuan. Dalam konteks ini, guru tidak termasuk sebagai unsur sistem dan hanya merupakan salah satu sumber belajar. Dalam dalam keadaan lain fungsinya dapat digantikan dengan sumber balajar lain yang mempunyai fungsi yang sama, seperti; buku, film, slide show, teks yang telah diprogram, dan sebagainya.

Fungsi guru dalam sistem pengajaran PAI adalah sebagai desainer, sekaligus sebagai pelaksana pengajaran. Sebagai seorang perancang, guru berfungsi menyusun suatu sistem pengajaran. Sedangkan sebagai pelaksana sistem pengajaran, guru berfungsi dalam tranformasi ilmu yang dilakukanya di kelas. Dalam hal ini guru harus memiliki; kompetensi mengajar, sikap professional, penguasan materi pelajaran, prinsip-prinsip dan teknik pengajaran serta keterampilan-keterampilan dasar mengajar lainnya. Dan yang terpenting adalah seorang guru harus memiliki keteladanan yang bisa ditiru oleh murid-muridnya. Dalam hal ini guru harus menjadi sosok desain hasil pembelajaran yang diharapkan muncul pada diri masing-masing siswa. Adapun fungsi yang ketiga, adalah guru sebagai evaluator. Kegiatan pengajaran yang telah dijalankan, kemudian diadakan evaluasi. Hasil evaluasi yang di dapat digunakan untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan yang telah dicapai dengan menggunakan pedoman perencanaan. Dari sini, akan ditemukan titik-titik mana saja yang kemudian diperbaiki. Beberapa komponen pendekatan sistem diatas bekerja secara kooperatif. Artinya kesemuanya itu saling berkerja sama untuk mencapai sebuah tujuan. Sehingga satu sama lain saling menguatkan dan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnnya.

 

  1. D.    KRITERIA DAN VARIABEL – VARIABEL YANG DAPAT MEMPENGARUHI SYSTEM PEMBELAJARAN
    1. Hasil belajar sebagai kriteria keberhasilan sistem pembelajaran

Pembelajaran merupakan suatu sistem yang kompleks yang keberhasilannya dapat dilihat dari dua aspek, yakni aspek produk dan aspek proses.

Keberhasilan pembelajaran dilihat dari sisi produk adalah keberhasilan siswa mengenai hasil yang diperoleh dengan mengabaikan proses pembelajaran. Keberhasilan pembelajaran dilihat dari sisi hasil memang mudah dilihat dan ditentukan kriterianya, akan tapi hal ini dapat mengurangi makna proses pembelajaran sebagai proses yang mengandung nilai-nilai pendidikan. Dengan kata lain keberhasilan pembelajaran yang hanya melihat sisi hasil sama halnya dengan mengerdilkan makna pembelajaran itu sendiri.

 

  1. Variabel yang berpengaruh terhadap keberhasilan system pembelajaran
    1. Faktor Guru

Keberhasilan suatu system pembelajaran, guru merupakan komponen yang menentukan. Hal ini disebabkan karena guru merupakan orang yang secara langsung berhadapan dengan siswa. Dalam system pembelajaran guru bisa berperan sebagai perencana(planer) atau desainer (designer) pembelajaran, sebagai implementator, dll. Menurut Dunkin (1974) ada sejumlah aspek yang dapat mempengaruhi kualitas guru yaitu: teacher formative experience, teacher training experience, dan teacher properties.

  1. Faktor siswa

Siswa adalah organisme yang unik yang berkembang sesuai dengan tahap perkembangannya. Perkembangan anak adalah perkembangan seluruh aspek kepribadiannya, akan tetapi tempo dan irama perkembangan masing-masing anak pada setiap aspek tidak selalu sama.

  1. Faktor sarana dan prasarana

Sarana adalah segala sesuatu yang mendukung secara langsung terhadap kelancaran proses pembelajaran. Misalnya media pembelajaran, alat-alat pelajaran, perlengkapan sekolah dan lain-lain.

  1. Faktor Lingkungan

Dilihat dari dimensi lingkungan ada dua factor yang dapat memengaruhi proses pembelajaran yaitu factor organisasi kelas dan factor iklim social-psikologis.

 

  1. E.     APLIKASI PENDEKATAN SISTEM DALAM PEMBELAJARAN PAI

Menurut Gagne dan Atwi Suparman mengatakan bahwa sistem pengajaran adalah suatu set peristiwa yang mempengaruhi siswa sehingga terjadi proses belajar. Oemar Hamalik, mengatakan; “sistem pengajaran merupakan suatu kombinasi terorganisasi yang meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Ada tiga ciri khas yang ada dalam sistem pembelajaran yaitu:

  1. Rencana, penataan intensional orang, material dan prosedur yang merupakan unsur sistem pengajaran sesuai dengan suatu rencana khusus, sehingga tidak mengambang.
  2. Kesalingtergantungan (interdependent), unsur-unsur suatu sistem merupakan bagian yang koheren dalam keseluruhan, masing-masing bagian bersifat esensial, satu sama lain saling memeberikan sumbangan tertentu.
  3. Tujuan, setiap sistem pengajaran memiliki tujuan tertentu. The goal is the purpose for which the system is design.

Menurut Oemar Hamalik, langkah-langkah perencanaan (desain) pembelajaran termasuk pelajaran PAI sebagai berikut:

Pada tahap perencanaan, komponen-komponen pembelajaran PAI yang harus direncanakan oleh guru PAI melalui pendekatan sistem antara lain:

  1. Menetapkan tujuan pembelajaran PAI

Sebagai langkah awal dalam desain pembelajaran, guru PAI harus menelaah kurikulum untuk mengetahui tujuan dan kompetensi mata pelajaran. Kemudian, ia mengembangkannya dalam bentuk silabus sebagai uraian program yang mencantumkan mata pelajaran, tingkat satuan pendidikan, semester, pengelompokan standart kompetensi dan kompetensi dasar, materi pokok, indicator, strategi pembelajaran, alokasi waktu, sumber dan media, serta sistem penilaian.

Secara umum, PAI bertujuan untuk meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengalaman peserta didik tentang agama Islam,sehingga menjadi muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah swt serta berakhlak mulia dalam kehidupan baik pribadi, masyarakat dan berbangsa dan bernegara. Tujuan umum ini akan  akan dijabarkan dalam kompetensi dasar pada setiap topik bahan ajar sesuai tingkat kelas dan semester siswa yang meliputi kompetensi kognitif, afektif, dan psikomotorik.

  1. Menetapkan strategi pengorganisasian isi pelajaran PAI

Materi/ bahan ajar dalam pembelajaran PAI adalah terdiri dari al-Qur’an dan al-Hadist, keimanan, syari’ah, ibadah,muamalah, akhlaq dan sejarah yang lebih menekankan pada perkembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan Islam. Semua materi ini harus direncanakan secara sistematik sesuai dengan kelas, semester, alokasi waktu, sumber belajar, media dan karakteristik siswa yang akan menerima materi pelajaran.

  1. Merencanakan peran pendidik dan siswa dalam kegaiatan pembelajaran.

Pendidik dan siswa merupakan subyek utama yang sangat berperan dan saling membutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran PAI, sebab tanpa peran aktif keduanya tidak akan terjadi mobilisasi pembelajaran. Karena itu, guru harus mampu membangun kerjasama yang sinergis dengan siswa dalam semua aksi transformasi keilmuan dan sikap sehingga siswa dapat mencapai berbagi kompetensi pembelajaran yang tertuang dalam kurikulum.

  1. Menentukan strategi pembelajaran PAI

Strategi ini merupakan tehnik mengelola kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh guru dan siswa dalam interkasi pembelajaran. Menentukan strategi ini mencakup pendekatan dan metode pembelajaran PAI yang akan digunakan agar sesuai sumber daya sekolah dan keadaan peserta didik. Di dalam pembelajaran PAI, banyak pendekatan dan metode yang dapat diterapkan, tetapi metode yang sering digunakan adalah metode ceramah, tanya jawab, demonstrasi dan diskusi.

  1. Menetapkan tehnik evaluasi hasil pembelajaran PAI

Evaluasi dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menerima pelajaran yang telah diberikan oleh guru PAI. Penilaian pembelajaran harus direncanakan dengan tepat agar instrument penilaiannya reabel dan valid untuk mengukur kemampuan siswa dengan mengacu pada penilaian yang berbasis kelas, yakni penilaian proses dan hasil ujian siswa.

  1. Memilih fasilitas, media dan lingkungan pembelajaran PAI

Perencanaan terhadap fasilitas, media dan lingkungan pembelajaran PAI yang tepat akan mampu memberikan pengalaman belajar dan mempermudah peserta didik untuk menerima pelajaranyang disampaikan guru. Pemilihan fasilitas, media dan lingkungan pembelajaran PAI dimaksudkan untuk menghemat dana, waktu, dan tempat atau guru dapat merencanakan kegiatan pembelajaran PAI sesuai dengan kondisi dan sumber daya sekolah yang tersedia.

Pada tahap pelaksanaannya, guru PAI harus melaksanakan proses pembelajarannya dengan berpedoman pada rancangan pembelajaran yang sudah disusun dengan pendekatan sistem. Bentuk rancangan yang dipergunakan saat ini adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang memiliki beberapa komponen yang saling berkaitan dalam menapai tujuan pembelajaran. Model satuan pelajaran ini meruapakan istilah yang diperkenalkan melalui KBK dan KTSP yang saat ini harus dipahami oleh semua guru.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana atau program yang disusun oleh guru untuk satu atau dua kali pertemuan untuk mencapai target satu kompetensi dasar. RPP diturunkan dari silabus yang telah disusun dan bersifat aplikatif di kelas. Secara sistematik, sebuah RPP memiliki komponen-komponen sebagai berikut: identitas mata pelajaran, standart kompetensi mata pelajaran, kompetensi dasar setiap topik materi, dan indicator yang hendak dicapai setiap materi, pokok materi, kegiatan pembelajaran, media pembelajaran, sumber belajar, dan evaluasi. Semua komponen ini harus dirancang oleh guru PAI dalam bentuk RPP yang akan dijadikan pedoman selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran pada setiap semester.

Pada komponen kegiatan pembelajaran, sebuah RPP menyajikan langkah-langkah operasional yang akan dikerjakan oleh guru dan siswa selama berlangsungnya proses pembelajaran. Kegiatan pembelajaran ini terdiri dari tiga tahap yaitu: awal, inti dan akhir. Pada kegiatan awal, guru PAI membuka pelajaran dengan salam dan berdoa, menyiapkan kondisi kelas dan siswa, memberikan apersepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran dan materi pertemuan yang berjalan. Pada kegiataan inti, guru PAI harus mampu mengelola aksi belajar siswa, sehingga peran aktif mengikuti pembelajaran. Karena itu, guru PAI senantiasa memulai materi pelajaran dengan memberikan penjelasan singkat, memperkenalkan dan mencontohkan cara menggunakan media peraga, membagi siswa menjadi beberapa kelompok belajar, berdiskusi, memberikan tugas latihan, membuka sesi tanya jawab, meminta siswa memperagakan media melalui praktik kelas. Pada kegiatan akhir, guru PAI melaksanakan prosedur penutupan yang berorientasi pada pemantapan pemahaman siswa dan tindak lanjut materi. Kegiatan akhir ini mencakup; penyimpulan materi yang sudah dipelajari, memberikan tindak lanjut berupa tugas praktik/latihan dan PR serta mengakhiri pembelajaran dengan doa dan salam.

Guru PAI menilai kemampuan siswa dengan mengacu pada konsep penilaian berbasis kelas yang terfokus pada dua aspek penilaian yakni proses pembelajaran dan hasil belajar siswa. Penilaian proses dimulai sejak awal masa pembelajaran dengan mengukur perkembangan aspek afektif siswa melalui internalisasi dan penghayatan nilai beragama siswa selama di sekolah dan unjuk kerja psikomotorik yang sudah dihasilkan berupa aksi ibadah yang bersifat mahdhah, gambar islami, etika social dalam bergaul di sekolah ataupun di masyarakat.

Penilaian proses ini disebut juga dengan penilaian Authentic Assesment yang mengandung makna bahwa penilaian yang mengacu pada pembelajaran yang telah terjadi, menyatu dalam proses belajar mengajar dan memberikan kesempatan serta arahan kepada siswa untuk maju. Authentic Assesment sekaligus dipergunakan sebagai alat control untuk melihat kemajuan siswa dan feedback bagi praktek pengarahan selanjutnya. Karena gambaran tentang kemajuan belajar itu diperlukan di sepanjang proses pembelajaran, maka assessment tidak dilakukan di akhir periode pembelajaran seperti pada kegiatan evaluasi hasil belajar,tetapi dilakukan bersama-sama secara terintegrasi (tidak terpisahkan) dari kegiataan pembelajaran.

Data yang dikumpulkan melalui kegiatan penilaian bukanlah untuk mencari informasi tentang belajar siswa. Pembelajaran yang benar memang seharusnya ditekankan pada upaya membantu siswa agar mampu mempelajari, bukan ditekankan kepada sebanyak mungkin informasi di akhir periode pembelajaran.

Perencanaan penilaian autentik dalam pembelajaran PAI tentu akan menilai pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh siswa selama mengikuti pembelajaran. Penilai tidak hanya guru, tetapi dapat juga teman atau orang lain.

Karateristik penilaian autentik:

  1. Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran PAI berlangsung
  2. Bias digunakan untuk ujian formatif maupun sumatif
  3. Yang diukir keterampilan dan performansi beragama
  4. Berkesinambungan
  5. Terintegrasi dalam kegiatan pembelajaran PAI
  6. Dapat digunakan sebagai feedback pembelajaran PAI selanjutnya.

Penilaian hasil belajar siswa lebih cenderung mengukur kemajuan belajar kognitif siswa yang terkadang pencapaian hasil nominalnya sering direkayasa dengan berbagai siasatoleh siswa ketika mengikuti ujian akhir.kondisi yang perlu dipahami oleh setiap guru PAI dalam menilai hasil belajar siswa melalui berbagai bentuk item soal ini, yaitu ketepan dan kebenaran soal ujian yang berkaitan dengan tujuan dan kompetensi pelajaran PAI yang termuat dalam kurikulum/ silabus dan materi ajar yang sudah dipelajari siswa selama mengikuti pembelajaran di kelas.

Dari semua penjelasan diatas, sebenarnya aplikasi pendekatan sistem pembelajaran PAI terdiri tiga bagian, memiliki ciri-ciri adanya perencanaan, kesalingtergantungan dan tujuan yang hendak dicapai. Dalam perencanaan itu terdapat beberapa komponen yang saling mempengaruhi, dan bekerja sama untuk mencapai sebuah tujuan. Sehingga dalam pendekatan sistem pembelajaran PAI, semua komponen memiliki makna dalam pencapaian sebuah tujuan. Artinya, pencapaian tujuan itu akan terhambat manakala ada beberapa komponen yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Jika kita ingin memodifikasi pembelajaran PAI, maka harus memperhatikan semua variabel, aspek dan unsur-unsur serta faktor-faktor yang terlingkupi dalam sistem pembelajaran, seperti sistem struktur kurikulum, sistem bahan ajar, media dan sarana, juga aspek rencana, proses dan evaluasi pembelajaran PAI dan lain-lain.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

KESIMPULAN

 

  1. Sistem adalah kumpulan dari sekian banyak komponen yang saling berintegrasi, saling berfungsi secara kooperaatif dan saling mempengaruhi dalam rangka mencapai tujuan tertentu.
  2. Pendekatan sistem pembelajaran PAI adalah kumpulan dari sekian banyak komponen yang saling berintegrasi, saling berfungsi secara kooperaatif dan saling mempengaruhi dalam rangka mewujudkan generasi-genarasi yang beriman dan bertakwa.
  3. Dalam perencanaan itu terdapat beberapa komponen yang saling mempengaruhi, dan bekerja sama untuk mencapai sebuah tujuan. Sehingga dalam pendekatan sistem pembelajaran PAI, semua komponen memiliki makna dalam pencapaian sebuah tujuan. Artinya, pencapaian tujuan itu akan terhambat manakala ada beberapa komponen yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
  4. Kriteria dan variabel – variabel yang dapat mempengaruhi system pembelajaran itu terdiri dari hasil belajar, faktor guru, faktor siswa, faktor sarana dan prasarana dan faktor lingkungan.
  5. Aplikasi pendekatan sistem pembelajaran PAI terdiri tiga bagian, memiliki ciri-ciri adanya perencanaan, kesalingtergantungan dan tujuan yang hendak dicapai. Sehingga dalam pandangan Islam, peran kekhalifahan manusia dapat direalisasikan melalui tiga hal, yaitu:
  6. landasan yang kuat berupa iman dan takwa
  7. penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi
  8. akhlak mulia

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Banathy, Bela,H. Instructional System. California: Fearon Publisher Inc. 1972.

 

Hamalik, Oemar. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara, 2005.

 

Harjanto. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta. 2000.

 

Kemp. Intructional Design. California: Fearon Publisher Inc.1977.

Lembaga Administrasi Negara RI. Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia, Jakarta: PT. Toko Gunung Agung. 1997.

 

Pidarta Made. Perencanakan Pendidikan Partisipasi dengan Pendekatan Sistem. Jakarta : Rineka Cipta. 1990.

 

Roestiyah N,K. Masalah Pengajaran sebagai suatu sistem. Jakarta: Rineka Cipta. 1994.

Roger A, Kaufman. Educational System Planning New. Jersey: Prentice Hall Ink. 1972.

Samana. Sistem Pengajaran Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional dan Pertimbangan Metodologisnya. Yogyakarta: Kanisius. 1992.

 

Sanjaya, Wina. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana.  2008.

 

Supli Efendi Rahim, Atwi Suparman, Desain Instruksional. Jakarta: Pusat Antar universitas untuk peningkatan dan pengembangan aktivitas intruksional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

 

Syah Darwyn, dkk. Perencanaan Sistem Pengajaran PAI. Jakarta: Gaung Persada Press. 2007.

 

Yusuf Enoch. Dasar-dasar Rencana Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.1995.

.

Tatang M Amirin. Pokok-Pokok Teori Sistem. Jakarta : Rajawali Press.tt.


[1] Devlin, Joseph, A Dictionary od Synobyms and Antonyms, (Bandung : Angkasa, 1961) hal.307.

[2] Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Prenada Media Group, 2008), hal.1-2.

[3] Banathy, Bela,H. Instructional System. (California: Fearon Publisher Inc, 1972),hal.1.

[4] Roger A, Kaufman. Educational System Planning New, (Jersey: Prentice Hall Ink,1972),hal.1.

[5] Harjanto, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta : Rineka Cipta,1997), hal. 46-47.

[6] Lembaga Administrasi Negara RI, Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia, (Jakarta : Gunung Agung:1997), hal.1.

[7] Tatang M Amirin, Pokok-Pokok Teori Sistem, (Jakarta : Rajawali Press,-), hal.10.

[8] Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Prenada Media Group, 2008), hal. 2-6.

[9] Samana A, Sistem Pengajaran Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional dan Pertimbangan Metodologisnya, (Jakarta: Kanisius, 1992), hal.24-27.

[10] Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta : Bumi Aksara, 2002), hal. 4-6.

[11] Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta : Bumi Aksara, 2002), hal. 8-9.

[12] Rostiyah NK, Masalah Pengajaran Sebagai Suatu Sistem, (Jakarta: Rineka Cipta, 1994), hal.1-16)

[13] Darwyn Syah, dkk, Perencanaan Sistem Pembelajaran PAI,(Jakarta : Gaun Persada Press,2007). Hal 61.

[14] Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Prenada Media Group, 2008), hal. 7-8.

[15] Burharuddin, Kedudukan Managemen Dalam Pembelajaran,( – : – , 2002) hal.6.

Tentang nurfitriyanielfima

jalani kehidupan dengan hati yang ihlas,jangan menggeluh
Pos ini dipublikasikan di Tak Berkategori. Tandai permalink.

3 Balasan ke PENDEKATAN SISTEM DALAM PEMBELAJARAN PAI

  1. Sahabuz berkata:

    tenkyu bahasannya

Tinggalkan komentar