konsep PTK( Penilaian tindakan Kelas )

Gambar

BAB I

PENDAHULUAN

 

  1. A.    Latar Belakang

Pembaharuan pendidikan selalu mengalami perbaikan sehingga pembelajaran tidak hanya berbasis akademis saja. Berbagai penemuan teori- teori pembelajaran selalu digencarkan agar pendidikan mengalami inovasi yang terus menerus. Memasuki zaman yang berbasis teknologi, maka pendidikan pun tak mau kalah jauh selalu memajukan teknologi dan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar.

Salah satu pembaruan pendidikan yaitu dengan adanya suatu penelitian yang mencari titik kelemahan dalam suatu pembelajaran yang dilakukan dalam lingkup kelas. Dalam hal ini guru memang menjadi objek sebagai pembaruan dalam pendidikan, sehingga seorang guru secara tidak langsung juga dituntut untuk dapat melakukan sebuah penelitian dengan berbekal pengetahuan, kesabaran, dan ketekunan.

Adanya masalah yang memicu guru untuk melakukan sebuah penelitian tidak lain karena kesadaran guru itu sendiri yang ingin menjadikan masalah sebagai acuan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran agar menjadi yang lebih baik. Sehingga guru ingin mencari kelemahannya sendiri kemudian mencoba menyempurnakan dengan diadakannya sebuah penelitian tindakan kelas. Dengan adanya penelitian ini, guru dituntun untuk berfikir kritis dan memperbaiki pola berfikirnya, yaitu bahwa mengajar tentunya tidak hanya datang secara rutin lalu memberi penjelasan kepada peserta didik kemudian selesai. Oleh karena ini, pembahasan makalah ini, dimulai dari konsep dasar, tujuan, manfaat, karakteristik, prinsip-prinsip, serta tahap-tahap pelaksanaan PTK. Oleh karenanya, perlu adanya pemahaman yang baik, sehingga tujuan yang ingin dicapai bisa berjalan dengan efektif dan efisien.

 

 

 

 

  1. B.     Rumusan Masalah
    1. Bagaimana konsep dasar penelitian tindakan kelas?
    2. Apa saja tujuan penelitian tindakan kelas ?
    3. Apa saja manfaat dari penelitian tindakan kelas?
    4. Bagaimana karakteristik dan perbedaan antara penelitian tindakan kelas dengan penelitian tindakan?
    5. Bagaimana tahapan-tahapan penelitian tindakan kelas secara garis besar?
    6. C.    Tujuan  
      1. Mahasiswa mengetahui memahami konsep dasar penelitian tindakan kelas.
      2. Mahasiswa mengetahui tujuan penelitian tindakan kelas.
      3. Mahasiswa mengetahui dan memahami manfaa penelitian tindakan kelas.
      4. Mahasiswa dapat memahami karakteristik dan perbedaan penelitian tindakan kelas dengan penelitian tindakan.
      5. Mahasiwa dapat memahami tahap-tahap penelitian tindakan kelas.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

  1. A.    Pengertian Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) berasal dari istilah bahasa Inggris Classroom Action Research merupakan suatu model penelitian yang dikembangkan di kelas. Ide tentang penelitian tindakan ini pertama kali dikembangkan oleh ahli psikologi Amerika Serikat yakni Kurt Lewin pada tahun 1946, yang selanjutnya dikembangkan oleh Stephen Kemmis, Robin Mc Tsnggsrt, John Elliot, Dave Ebbutt dan lainnya.[1]

Menurut Stephen Kemmis, action research adalah suatu bentuk penelaahan atau inkuiri melalui refleksi diri yang dilakukan oleh peserta kegiatan pendidikan tertentu dalam situasi sosial (termasuk pendidikan) untuk memperbaiki rasionalitas dan kebenaran dari praktik-praktik sosial atau pendidikan yang mereka lakukan sendiri; pemahaman mereka terhadap praktik-praktik tersebut, dan situasi di tempat praktik itu dilaksanakan.[2]

Menurut Rapoport yang dikutip oleh Hopkins mendefinisikan penelitian tindakan kelas adalah penelitian untuk membantu seseorang dalam mengatasi secara praktis persolaan yang dihadapi dalam situasi darurat dan membantu pencapaian tujuan ilmu social dengan kerja sama dalam kerangka etika yang disepakati bersama. Penelitian kelas juga diartikan suatu kegiatan ilmiah yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan jalan merancang, melaksanakan, mengamati dan merefleksikan tindakan melalui beberapa siklus kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu proses pembelajaran di kelasnya.[3]

Sedangkan tim pelatih proyek PGSM mengemukakan bahwa Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki kondisi dimana praktik pembelajaran tersebut dilakukan.[4]

Sejalan dengan pengertian diatas, Prabowo (2001) mendefinisikan makna dari penelitian tindakan yaitu suatu penelitian yang dilakukan kolektif oleh suatu kelompok sosial (termasuk juga pendidikan) yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas kerja mereka serta mengatasi berbagai permasalahan dalam kelompok tersebut.

Berdasarkan definisi penelitian tindakan yang diberikan oleh beberapa pakar di atas, dapat dirumuskan pengertian PTK adalah penelitian tindakan dalam bidang pendidikan yang dilaksanakan dalam kawasan kelas dengan tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Secara singkat PTK dapat didefinisikan sebagai suatu penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik, dan hasil belajar siswa meningkat.[5]

Jadi dalam penelitian tindakan kelas ada tiga unsur atau konsep, yakni :[6]

  1. Penelitian adalah aktivitas mencermati suatu objek tertentu melalui metode ilmiah dengan mengumpulkan data-data dan dianalisis untuk menyelesaikan suatu masalah.
  2. Tindakan adalah suatu aktivitas yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu yang berbentuk siklus kegiatan dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu atau kualitas proses belajar mengajar.
  3. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru.

 

  1. B.     Tujuan Penelitian Tindakan Kelas

 

Sebagaimana disyaratkan diatas, penelitian tindakan kelas antara lain bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran secara berkesinambungan yang pada dasarnya melekat penuaian misi profesional kependidikan yang diemban oleh guru. Dengan kata lain, tujuan utama penelitian tindakan kelas adalah untuk perbaikan dan peningkatan layanan profesional guru. Di samping itu, sebagai tujuan penyerta PTK adalah untuk meningkatkan budaya meneliti bagi guru guna memperbaiki kinerja di kelasnya sendiri.[7]

Menurut Departemen Pendidik Nasional (2004: 3-4), Penelitian Tindakan Kelas antara lain bertujuan untuk :

  1. Peningkatan atau perbaikan terhadap kinerja belajar siswa di sekolah
  2. Peningkatan atau perbaikan terhadap mutu proses pembelajaran di kelas
  3. Peningkatan atau perbaikan terhadapa kualitas penggunaan media, alat bantu belajar, dan sumber belajar lainnya.
  4. Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas prosedur dan aalat evaluasi yang digunakan untuk mengukur dan proses dan hasil belajar siswa.
  5. Peningkatan atau perbaikan terhadap masalah-masalah pendidikan anak di sekolah.
  6. Peningkatan dan perbaikan terhadap kualitas penerapan kurikulum dan pengembangan kompetensi siswa di sekolah.

 

  1. C.    Manfaat Peneitian Tindakan Kelas

Dengan bertumbuhnya budaya meneliti yang merupakan dampak bawaan dari pelaksanaan PTK secara berkesinambungan, maka PTK bermanfaat sebagai :[8]

  1. Mengembangkan dan melakukan inovasi pembelajaran, sehingga pembelajaran yang dilakukan tampak baru dikalangan peserta didik.
  2. Merupakan upaya pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan sesuai dengan karakteristik pembelajaran, serta situasi dan kondisi kelas.
  3. Meningkatkan profesionalisme guru melalui upaya penelitian yang dilakukannya, sehingga pemahaman guru senantiasa meningkat, baik yang berkaitan dengan metode maupun isi pembelajaran.

 

  1. D.    Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas

 

Menurut Tim Pelatih Proyek PGSM, ada beberapa karakteristik penelitian tindakan kelas yang berbeda dari karakteristik pendidikan formal.[9] Karakteristik tersebut menunjukkan bahwa :

  1. An Inquiry on Practice from within. Artinya kegiatan penelitian tindakan kelas dipicu permasalahan praktis yang dihayati dalam pelaksanaan tugas sehari-hari oleh guru sebagai pengelola program pembelajaran di kelas atau jajaran staf pengajar di sekola .Dengan demikian, penelitian tindakan kelas bersifat practice driven and action driven yang bertujuan memperbaiki praktis secara langsung sehingga dinamakan juga penelitian praktis. Penelitian tindakan kelas berpijak pada dua landasan, yakni pertama, involment artinya keterlibatan langsung guru dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas dan kedua, improvement artinya komitmen guru untuk melakukan perbaikan termasuk perubahan dalam berfikir maupun kerjanya sendiri.
  2. A Collaborative Effort Between School Teachers and Teacher Educattors. Penelitian tindakan kelas diselenggarakan secara kolaboratif dengan guru yang kelasnya dijadikan kancah penelitian. Dosen LPTK tidak memiliki akses langsung dalam peran sebagai praktisi karena yang memiliki kancah itu adalah guru yang bersangkutan.
  3. A Reflective Practice, made Public. Keterlibatan dosen LPTK dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai sejawat di samping sebagai pendidik calon guru yang seyogyanya memiliki kebutuhan untuk belajar mengenali lapangan guna peningkatan kualitas kinerjanya sendiri. Dalam kolaborasi ini guru berperan secara ganda sebagai praktisi yang melaksanakan tugas sehari-hari juga secara sistematis menjadi peneliti bagi praksisnya sendiri.

 

PTK mempunyai enam karakteristik, yaitu sebagai berikut :[10]

  1. Penelitian tindakan kelas sifatnya situsional, yaitu berkaitan dengan upaya mendiagnosis masalah dalam konteks tertentu, yaitu di kelas dalam sekolah, dan berupaya menyelesaikannya dalam konteks tersebut.
  2. Penelitian tindakan kelas merupakan upaya kolaboratifantara guru dan peserta didiknya, yaitu satu satuan kerja sama dengan perspektif yang berbeda, bias juga antara guru dan kepala sekolah. Kerja sama kolaboratif ini dengan sendirinya juga partisipatori.
  3. Penelitian tindakan kelas bersifat self evaluative, yaitu kegiatan modifikasi praksis yang dilakukan secara kontinu, dievaluasi dalam situasi yang terus berjalan, yang tujuan akhirnya ialah untuk peningkatan perbaikan dalam praktik nyatanya.
  4. Penelitian tindakan kelas bersifat luwes dan menyesuaikan.
  5. Penelitian tindakan kelas terutama memanfaatkan data pengamatan dan perilaku empirik.
  6. Ketetatan ilmiah penelitian tindakan kelas memang agak longgar.

Tabel.

Perbedaan antara Penelitian Formal dengan Classroom Action Research

 

Dimensi

Classroom Action Research

Penelitian Formal

Motivation

Action

Truth

Sourceof problem

Diagnosis of status

Induction-deduction

Purpose

Improve practice, here and now

Verify and discover generalizable knowledge

Research involvement

By actor/s from within

By disinteresred out-side/s

Sample

Specific case

Representative sample

 

Methodology

 

Loose but strive for objectivity-impartiality

 

Standardized, with built-in objectivity and impartiality

 

Interpretation

 

To understand practice through

To Describe, abstract and infertheory building by scientists

Ultimate result

Better student learning (processes and products)

Tested knowledge, procedures and matter

 

  1. E.      RUANG LINGKUP BIDANG KAJIAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Penelitian tindakan kelas dapat dilakukan ketika guru menghadapi masalah yang berkaitan dengan strategi pembelajaran, dimana hasil belajar peserta didik  tidak optimal. Guru sadar bahwa ada sesuatu yang harus di rubah. Seorang guru yang reflektif adalah orang yang bekerja mendasarkan pada kelas dengan menfokuskan perhatian pada peserta didik, materi, strategi pembelajaran, sumber belajar dan penilaian kinerja.  Dalam menembangkan diri ia tidak menunggu petunjuk melainkan mengarahkan didri sendir I dan proaktif dalam pekerjaannya.  Menafsirkan kejadian, mengidentifikasi problem, merencanakan perbaikan dan melaksankan rencana tersebut. Ia tidak bekerja sendirian melainkan bekerja dengan sejawatnya.

Dalam penelitian tindakan suatu masalah dapat ditemukan juga pada saat guru mengenalkan penggunaan metode baru dalam proses pembelajaran. Aspek-aspek yang berkaitan dengan strategi pembelajaran antara lain : usaha meningkatkan pemahaman materi peserta didik, usaha perbaikan pola konsep, usaha perbaikan dibidang teknik dan mekanisme evaluasi, program remedial, usaha keterampilan laboratorium, usah pembaharuan dibidang proses pembelajaran dan peningkatan kemampuan dan keberanian peserta didik untuk bertanya dalam proses pembelajaran.

Sementara itu KEMENDIKNAS mengklasifikasikan bidang kajian penelitian tindakan yaitu:

  1. Masalah belajar peserta didik disekolah.
  2. Desain dan strategi pmbelajaran dikelas.
  3. Alat bantu, media dan sumber belajar.
  4. Sistem assessment dan evaluais proses dan hasil pembelajaran.
  5. Pengembangan peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan lainnya.
  6. Masalah kurikulum.
  7. F.     PRINSIP-PRINSIP PENELITIAN TINDAKAN KELAS

 

Dalam Penelitian Tindakan Kelas terdapat sejumlah prinsip atau pedoman yang harus dipenuhi. Prinsip – prinsip PTK tersebut antara lalin:[11]

  1. PTK dilakukan dalam kegiatan pembelajaran yang alamiyah. Artinya PTK harus dilakukan tanpa mengubah situasi dan jadwal pelajaran.
  2. Adanya inisiatif guru untuk memperbaiki proses pembelajaran.
  3. Menggunakan analisis SWOT sebagai dasar bertindak, artinya PTK harus dimulai dengan melakukan analisis SWOT yaitu strength (kekuatan), weakness (kelemahan), opportunity (kesempatan) dan treath (Ancaman).
  4. Adanya upaya secara kongkret.
  5. Merencanakan dengan SMART. Yang dimaksud dengan SMART disini bukan cerdas sebagaimana arti harfiah tersebut. Melainkan

S          : spesifik, khusus, tidak terlalu umum atau luas

M         :Managable, dapat dikelola, dilaksanakan

A         : Acceptable, dapat diterima lingkungan

R         : Realistic, operasional, tidak diluar jangkauan

T          : time-bound, diikat oleh waktu, terencana

 

  1. G.    TAHAP-TAHAP PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Penelitian tindakan kelas memiliki empat tahap yang dirumuskan oleh Lewin (Kemmis dan MC Taggar,1992) yaitu Planning (rencana), Action (tindakan), Observation (pengamatan) dan Reflection (refleksi). Untuk lebih memperjelas mari kita perhatikan tahapan-tahapan berikut:

  1. PLANNING (RENCANA)

Rencana merupakan tahapan awal yang harus dilakukan guru sebelum melakukan sesuatu. Diharapkan rencana tersebut berpandangan ke depan, serta fleksibel untuk menerima efek-efek yang tak terduga dan dengan rencana tersebut secara dini kita dapat menguasai hambatan. Dengan perencanaan yang baik seorang praktisi akan lebih muda untuk mengatasi kesulitan dan mendorong para praktisi tersebut untuk bertindak dengan lebih efektif. Sebagai bagian dari perencanaan, partisipan harus bekerja sama dalam diskusi untuk membangun suatu kesamaan bahasa dalam menganalisis dan memperbaiki pengertian maupun tindakan mereka dalam situasi tertentu.

  1. ACTION (TINDAKAN)

Tindakan ini merupakan penerapan dari perencanaan yang telah dibuat yang dapat berupa suatu penerapan model pembelajaran tertentu yang bertujuan untuk memperbaiki atau menyempurnakan model yang sedang dijalankan. Tindakan tersebut dapat dilakukan oleh mereka yang terlibat langsung dalam pelaiksanaan suatu model pembelajaran yang hasilnya juga akan dipergunakan untuk penyempurnaan pelaksanaan tugas.

  1. OBSERVATION (PENGAMATAN)

Pengamatan ini berfungsi untuk melihat dan mendokumentasikan pengaruh-pengaruh yang diakibatkan oleh tindakan dalam kelas. Hasil pengamatan ini merupakan dasar dilakukannya refleksi sehingga pengamatan yang dilakukan harus dapat menceritakan keadaan yang sesungguhnya. Dalam pengamatan, hal-hal yang perlu dicatat oleh peneliti adalah proses dari tindakan, efek-efek tindakan, lingkungan dan hambatan-hambatan yang muncul.

  1. REFLECTION (REFLEKSI)

Releksi disini meliputi kegiatan : analisi, sintesis, penafsiran (penginterpretasian), menjelaskan dan menyimpulkan. Hasil dari refleksi adalah diadakannya revisi terhadap perencanaan yang telah dilaksanakan, yang akan dipergunakan untuk memperbaiki kinerja guru pada pertemuan selanjutnya. Dengan demikian, penelitian tindakan dapat dilaksanakan dalam sekali pertemuan karena hasil refleksi membutuhkan waktu untuk melakukannya sebagai planning untuk siklus selanjutnya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Basrowi dan Suwandi,Prosedur Penelitian Tindakan Kelas. Bogor : Ghalia Indonesia. 2008.

 

David Hopkins. A Teacher’s Guide to Classroom Research. Buckingham: Second Edition. Open Universitry Press. 1993.

 

Kunandar. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Rajawali Press. 2011.

 

Mulyasa E. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Remaja Rosdakarya. 2010.

Suharsimi. Suhardjono dan Supardi. Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta; Bumi Aksara.2006.

 

Suyadi. Buku Panduan Guru Profesional Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS). Yogyakarta: Andi. 2012.

 

Tim Pelatih Proyek PGSM. Penelitian Tindakan Kelas, Classroom Action Research. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Proyek Pengembangan Guru Sekolah Menengah-IBRD LOAN No.3979-IND.1999.

 

Trianto. Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas, Classroom Action Research,Teori dan Praktik. Jakarta: Prestasi Pustaka.2012.

 

 


[1] Trianto, Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas, Classroom Action Research,Teori dan Praktik,(Jakarta: Prestasi Pustaka,2012), hal.13-16.

[2] David Hopkins, A Teacher’s Guide to Classroom Research (Buckingham: Second Edition, Open Universitry Press, 1993), hal.44.

[3] Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru,(Jakarta: Rajawali Press,2011), hal.46-47.

[4] Tim Pelatih Proyek PGSM, Penelitian Tindakan Kelas, Classroom Action Research,(Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Proyek Pengembangan Guru Sekolah Menengah-IBRD LOAN No.3979-IND,1999), hal.-.

[5] Basrowi dan Suwandi,Prosedur Penelitian Tindakan Kelas,(Bogor :Ghalia Indonesia, 2008), hal. 24-28.

[6] Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru, (Jakarta: Rajawali Pers,2011), hal. 44-45.

[7] Basrowi dan Suwandi, Prosedur Penelitian Tindakan Kelas, (Bogor: Ghalia Indonesia,2008), hal.52-57

[8] Mulyasa E, Praktik Penelitian Tindakan Kelas,(Bandung : Remaja Rosdakarya,2010), hal.89-90.

[9] Tim Pelatih Proyek PGSM, Penelitian Tindakan Kelas, Classroom Action Research,(Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Proyek Pengembangan Guru Sekolah Menengah-IBRD LOAN No.3979-IND,1999), hal.8-12.

[10] Basrowi dan Suwandi, Prosedur Penelitian Tindakan Kelas, (Bogor: Ghalia Indonesia,2008), hal. 34-40.

[11] Suyadi, Buku Panduan Guru Profesional Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS), (Yogyakarta: Andi,2012), hal. 7-10.

Tentang nurfitriyanielfima

jalani kehidupan dengan hati yang ihlas,jangan menggeluh
Pos ini dipublikasikan di Tak Berkategori. Tandai permalink.

Tinggalkan komentar